Minggu, 24 November 2013

Made In Indonesia, Not China


Dua minggu lalu temen saya pulang kampung. Kami ketemuan & dia bawain saya oleh-oleh. Ada satu paket gelas yang dia beli dari Ikea. Saya seneng dibeliin barang dari Ikea walo cuma gelas plastik warna-warni doang. Gelas model begini sebenarnya bisa dibeli di Pasar Ciparay juga. Tapi Ikea gitu loh, buatan para genius di Swedia :D 

Saya liat-liat gelasnya saking saya kampungannya. Dibolak-balik gelasnya, dipegang-pegang, dibauin, sampe saya baca lekat-lekat tulisan kecil di alas gelasnya. Di alas gelas tersebut tercantum tulisan: MADE IN VIETNAM.

Ha? bangga punya barang sekelas Ikea, kok malah dibuatnya sama orang-orang yang tinggalnya sepelemparan batu aja dari negeri Indonesia. Vietnam? Ini seperti sedang makan spageti carbonara tapi pas ditelen rasanya mirip Baso Ihsan.

Tapi batin saya juga ketawa miris, kenapa saya mesti ngalamin idung-kembang-kempis-hati -berdegup-kencang karena merk Ikea doang? Seolah-olah buatan Swedia itu replika buatannya Tuhan. Bah *noyor kepala sendiri* tapi asli desainnya lucu-lucu, bentuknya sempurna, harga terjangkau menurut standar orang disana. 

Stop stop, bukan tentang Ikea ini mah. Inti cerita yang mau disampaikan disini adalah Vietnam mulai mengejar China. Kita, Indonesia, yang punya segala kemiripan dengan mereka, ada dimana? 

Di Indonesia berceceran produk China. Bawang putih yang saya beli di pasar aja kiriman mereka karena harganya lebih murah. Terus gimana nasib petani lokal, petani bawang kita? 

Ikan-ikan Dory yang temen-temen liat di Supermarket itu, itu kiriman dari Vietnam. Vietnam bahkan berhasil membuat bangkrut banyak industri ikan lele di Amerika. Segitu hebatnya ya efek impor barang… iya. 

Ponsel yang kita pakai ini buatan negara mana? K-wave? Media sosial? pulpen? peniti? sisir? 

Selalu ada sih yang namanya "kesejahteraan orang lain adalah kemalangan orang lainnya lagi". Tapi bayangin kalo Indonesia memproduksi untuk dirinya sendiri. 300 juta orang total penduduknya, hei. Potensi segitu besar, pemerintah tutup mata. Tahu siapa yang memanfaatkan jumlah penduduk Indonesia sebanyak itu sekarang? China udah pasti, Vietnam mulai rajin bergerak, India mulai pasang iklan di Indonesia, Korea dan Malaysia rajin menyerang dengan pariwisata, dan terakhir adalah… yes, si Australia. Aha!

Pada sadar gak sih negara kita diserang dari berbagai sisi? sementara negara lain bersatu padu menjual barangnya ke negara kita, kita ngapain aja? Memang gak apa-apa sih produk Cina bertebaran di muka bumi Indonesia, tapi kalo sampai banyak industri lokal megap-megap karena produk luar negeri, berarti ada yang salah...

Gak bisa seratus persen pake produk lokal ya gak apa-apa, sih. Zaman globalisasi kayak begini harus jadi orang Baduy Dalam baru bebas dari segala macam produk-produk buatan luar negeri. HP yang saya pake juga buatan Korea. Shampo yang saya habiskan sebulan sekali bikin kaya orang-orang yahudi. Tapi saya coba juga mengimbangi itu dengan beli barang-barang lokal. Misalnya memakai serbuk lulur buatan orang-orang Jokjakarta atau Bali Ratih buatan muda-mudi Bali, kaos-kaos buatan anak-anak muda distro Bandung, berkunjung ke craft-party lokal kayak Tobucil Handmade, pakai kosmetik buatan lokal. Banyak lah. Berbagi peran intinya mah, kita pake produk cina karena kita ga bisa memproduksi barang tersebut, tapi kan ga berarti gak pake produk lokal sama sekali. 

Bahkan acara otomotif paling terkenal di dunia, Top Gear, edisi resesi eropa, si hostnya Jeremy Clarkson pernah bilang "Inggris harus kembali menjadi bangsa produksi kalau tidak mau kena resesi lagi".  Nah, mereka mulai menyadari itu dan kita masih santai-santai makan jeruk kiriman Cina :)) bloody idiot, kalau mengutip Clarkson. 

Ayo mulai pelan-pelan pilih produk lokal & dipakai untuk sehari-hari. Lalu dipromosikan ke keluarga, teman, tetangga, media sosial, semuanya. Ntar kita bisa bangga kalo produk yang kita pakai, makan, habisin tercantum begini: MADE IN INDONESIA, NOT CHINA.

Produk lokal mulai banyak bermunculan nih. Pada pakai smartphone kan? online terus kan? Mulai google produk-produk lokal yang kita inginkan. Mulai dari sayuran, produk kosmetik, pakaian, furnitur, jasa apalagi ya… ah ya! filet ikan! hehehe. Mengangkat nilai lokal juga saya jadiin misi Eazy Freezy. Kami petani ikan, jualin produk sendiri, bukan produk Cina, Vietnam, bahkan Australia. 

Daftar produknya begini:


(typo di desainnya mohon dimaafkan :D udah keburu cetak banyak euy)
Frozen Filet Ikan Lele
250 gram - 17ribu
500 gram - 31ribu
1kilogram - 60ribu



Frozen Filet Golden Dory (Patin)
250 gram - 17ribu
500 gram - 31ribu
1kilogram - 60ribu



Frozen Filet Gurame
250 gram - 25ribu
500 gram - 46ribu
1kilogram - 90ribu



Frozen Babyfish (anak-anaknya ikan Nila & ikan Mas)
150 gram - 12ribu
250 gram - 20ribu


Sementara segitu dulu. Yang mau jadi reseller juga silakan banget nih butuh banget *halow halow yang di Jakarta mau jadi reseller gak, banyak yang pengen beli nih tapi saya tolak melulu karena ongkos kirim*

Kontak kami ada di:
WA 0812.2005.4556
BBM 7CBDAA49
Email filet.ikan@gmail.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar