Jumat, 03 Februari 2012

Milih Kolam Lele #3: Ke Kolam Tanah Saja Gimana? :D


Saya harus berterima kasih dahulu pada seseorang yang telah membuat kolam tanah di rumah: Bapak. Karenanyalah saya tak perlu bersusah payah menggali tanah untuk membuat kolam. Cukup memanfaatkan kolam yang sudah ada dan merenovasinya sedikit maka jadilah rumah bagi para lele saya itu. 

Modalnya kira-kira dua jutaan. Saya beli terpal, memasangnya di semua sisi kolam. Kolam dikeringkan. Tak lupa pupuk kandang, garam, kapur saya tabur-taburkan di permukaan tanah kolam yang telah mengering. Waktu itu proses menciptakan kolam tanah buat lele ini lamanya sebulan. Lama ya? Maklum... bersaing dengan hujan. hehehe. 

Saya akhirnya memilih untuk menggunakan kolam tanah setelah satu setengah tahun berjibaku di dalam kolam terpal. Saya pikir ini langkah yang baik. Kalau saya amati, pertumbuhan lele jauh lebih cepat di kolam tanah. Bayangkan saja, saya nanam ikan lele ukuran 7-8 cm di kolam terpal dan baru bisa saya panen setelah 2,5 bulan. Sementara kalau di kolam tanah, saya bisa panen dalam waktu yang sama dengan terlebih dahulu menanam lele ukuran 3-4 cm.

bisa ukuran tidak terbatas
Kolam tanah juga punya pengurai alami paling top.  Yang terpenting adalah menghilangkan dulu lumpur di dasar kolamnya dulu. Pengurai alami ini peranannya amat sangat diperlukan para jagoan berkumis itu. Selain buat makan, kotoran lele juga bisa mengendap di tanah.

pertumbuhan untuk pembesaran paling pol
tapi..
ngeringin kolamnya lama
perawatan rada ribet, suka bocor sama ketam
setelah dipakai harus dikeringkan, dikapur dan dipupuk lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar