Selasa, 22 Maret 2011

Jaka Sembung Bawa Golok, Indukan Lele Montok-montok

Selasa pukul 5 sore. Hujan kecil-kecil di Ciparay.
Kabut tipis melapisi kampung tempat kami tinggal. Dingin, gerimis dan sore hari lebih cocok untuk kami nikmati di rumah sambil minum segelas teh hangat dan cemilan lezat. Tapi sore yang ini jadi pengecualian. Mesin motor dipanaskan, jaket kami kenakan rapat-rapat, tidak ketinggalan setelan jas hujan. Hangat. Jalanan sepi, air hujan berloncatan kesana-kemari di dashboard motor, pada permukaan jas hujan, dan di helm yang kami kenakan. Kami melaju perlahan dari atas Revo abu-abu yang hendak membawa kami empat kilo dari rumah.


Lokasi : Tempat pemancingan lele di Jelekong.
Tujuan : Menjual indukan lele.

Istilah yang perlu diketahui :
  • pemijahan = proses perkawinan indukan lele untuk mendapatkan telur sehingga kita bisa mendapatkan bibit lele sendiri.
  • indukan lele = lele dewasa, ukuran besar, dan tugasnya beranak pinak menghasilkan bibit lele.


Ada 15 ekor indukan lele yang jadi pengangguran di rumah. Mereka ditempatkan dalam satu kolam khusus. Proses mengawinkan jantan dan betina indukan lele sudah berhasil kami lakukan. Mereka beranak. Seekor indukan lele betina sukses memberojolkan PULUHAN RIBU telur lele. Bagus, banyak, kami senang! Proses telur-telur itu menetas beda lagi. Disinilah momen sedih kami dimulai. Telur tidak menetas, mereka mati, kami gagal. Sudah hampir ... 10 kali kira-kira kami mencoba memijahkeun (mengawinkan) indukan lele untuk mendapatkan bibit ikan lele sendiri. Dari percobaan itu, baru satu kali saja telur-telur berhasil menetas & jumlahnya kurang dari 100 ekor saja padahal idealnya mencapai puluhan ribu :D Oya, membesarkan bayi lele setelah penetasan sampai ukuran 4-6 cm (bibit lele) lebih sulit lagi. Kalau gak mau susah-susah silakan beli bibit lele saja.  


Menetaskan telur lele itu sulit sekali, jendral! Tips kalau ada yang tertarik untuk beternak lele : jangan memulainya dengan pemijahan. Mulailah dengan pembesaran lele. Beli saja dulu bibitnya, lalu besarkan. Kalau langsung memulai pemijahan tanpa ada pengalaman membesarkan lele, dijamin gagal maning gagal maning. Saking susahnya, indukan lele yang kami punya gak ada kerjaan karena setelah percobaan-percobaan pemijahan yang gagal. Akhirnya kami putuskan untuk menjual mereka saja. Nanti kami tumbuhkan lagi indukan yang lain (belum kapok :D).


Indukan lele ukurannya besar-besar, montok-montok. Ulangi lagi : Besar. Untuk satu indukan lele yang kami punya, beratnya mencapai 2-3 kilo. Itu belum seberapa. Di tempat lain kami pernah melihat indukan lele yang panjang badannya sama dengan ukuran dari ujung pangkal paha s/d ujung mata kaki saya. Edun! Di rumah kami memberi mereka pakan yang sama dengan lele-lele kecil. Indukan lele ditempatkan terpisah dengan ikan kecil. Lele adalah kanibal. Mereka memakan teman sendiri yang terlihat sudah lesu lemah. Mereka juga saling memakan ketika lapar yang menyengat menyerang. Indukan lele, memakan hewan apa saja yang penting ukurannya lebih kecil & tidak bercangkang keras.






Indukan lele merupakan lele pilihan. Ini yang tidak kami lakukan : memilih lele unggulan. Yang kami lakukan hanya membesarkan mereka sampai sebesar-besarnya dan matang secara gonad (seksual). Semestinya kami menyeleksi para lele hingga dapat lele yang tidak hanya sehat, tapi juga mampu menghasilkan telur yang banyak dan bagus kualitasnya. Hal ini yang kami tidak mengerti, sampai sekarang kami belum tahu bagaimana caranya menyeleksi lele untuk dijadikan indukan. Tips lagi : untuk memperoleh indukan lele kualitas bagus, beli di Balai Benih Ikan Air Tawar (BBAT). Mereka menyediakan indukan bersertifikat. Sertifikat ini jadi jaminan bahwa indukan tidak incest, jumlah telur banyak, dan kualitas telur bagus. BBAT ada di Subang dan Sukabumi.


Indukan lele akan kami lepas di tempat pemancingan lele di Jelekong. Mereka akan bertemu sesama indukan disana. Sore itu kami belum berhasil menjual indukan lele karena tempat pemancingannya (balong/kolam) akan dikuras (dibedahkeun, sundanese). Pihak pengelola meminta kami kembali beberapa hari lagi. Sebelum pulang kami menyempatkan nonton lomba mancing lele. Ada 10 orang yang bertanding. Pemancing yang dapat lele terberat lah yang jadi pemenang. Ikan lele yang dipancing gede-gede. Terakhir yang kami lihat ukurannya 2,95 kg. Seru! Bakal lebih seru lagi kali ya kalau nonton bedah balongnya nanti. Wuiw.


Adzan magrib jadi teman kami pulang. Sore di Ciparay pukul setengah tujuh malam, masih hujan rintik perlahan. Kami tulis apa tadi di awal tulisan ? Ciparay dingin? Ralat. Ciparay sejuk. Kesejukan yang menggoda kami untuk mengunyah-ngunyah singkong goreng hangat di saung dekat kolam indukan lele sambil membayangkan panen lele seminggu satu ton. Oh BMW X5..oh naik haji...






-Salam Lele

2 komentar:

  1. Magrib-magrib .... ngelamun .... bahaya Kang ! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya terimakasih sudah diingatkan (walo saya telat sadarnya dua tahun hahaha)

      Hapus